Senin, 22 November 2010

Alhamdulillah Aku di Pesantren

Inilah Salah Satu Kegiatan Pesantren Yang Selalu Menunjukkan Kebersamaan

Remaja merupakan tingkatan dalam sebuah kehidupan yang bisa dikatakan sebagai titik paling rawan. Coz, ia (remaja, red) sedang mengalami masa-masa pubertas. Dalam masa pubertas ini biasanya mereka mengalami perubahan dalam hidupnya, mulai dari gaya hidup, perasaan, dan bahkan psikologinya. Mereka selalu ingin diperhatikan, ingin tampil beda, dan selalu ingin mencoba. Namun yang tak kalah penting mereka ingin sekali mencintai dan dicintai. Memang sih, kalo’ berbicara masalah cinta, memang setiap insan yang bernyawa pasti pernah merasakan suatu perasaan yang biasa di lambangkan dengan lambang hati ini.
“Kalau Cinta Sudah Melekat, Tahi Kucing Rasa Cokelat” mungkin itu pepatah yang pas untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang kasmaran. Cinta memang tak bisa di paksa, kalo’ ngga’ cinta ya ngga’, sebaliknya, kalo’ cinta sudah bersemayam dalam dada, apapun hambatannya pasti akan di terjang dan di hadapi, seberat apapun itu, walaupun gunung pasti akan di daki, dan lautan pun akan di seberangi, cieh, puitis banget………
Namun di zaman yang serba modern ini, kebanyakan muda mudi salah dalam mengexpresikan cinta, menurut mereka cinta harus selalu dengan ciumanlah, dengan pelukanlah, dengan inilah, dengan itulah pokoknya dengan yang menjadi laranganlah. Apalagi saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi semakin canggih, kalo’ keadaan yang seperti ini tidak di imbangi dengan pendidikan moral bagi mereka (muda-mudi, red), mau jadi apa bangsa kita kedepan. Akibatnya, disana sini pergaulan semakin bebas, malah sudah tidak jarang putra putri bangsa yang pernah melakukan free sex yang pada akhirnya menyebabkan banyak kaum hawa yang hamil tanpa suami sehingga anak lahir bi ghoiri abin. Apakah ini yang dinamakan cinta sebenarnya? Tentu bukan dong…… malah menurut seorang peniliti, 50 % anak SMA yang berada di kabupaten Banyuwnagi sudah tidak perawan lagi, subahanallah.
Untung apabila laki-lakinya mau bertanggung jawab, lha kalo’ tidak, kasihan dong tu ceweknya. Bagi yang bertanggung jawab, ya langsung nikah. Akibatnya mereka menikah belum pada waktunya, alias terjadilah pernikahan dini. Wah sepertinya seru banget tuh prennnn……..
Kebanyakan yang terjadi di masyarakat, mereka-mereka yang menjalankan pernikahan dini, tak sedikit di tengah-tengah mahligai rumah tangganya, mereka mendapat kendala. Malah ada yang nekat cerai segala prennn…., subhanallah. Udah dulu masalah cintanya……….
Disamping itu (selain cinta), biasanya mereka selalu ingin mencoba, ya kalo’ yang di coba itu bukan larangan agama, lha kalo’ larangan agama, gimana coba? Bisa rusak tuh mereka, na’udzubillah min dzalik…..
Mereka rela mengorbankan masa depan mereka hanya untuk memenuhi kenginginan mereka dalam hal coba mencoba ini, ada yang coba rokok, ada yang free sex, malah ada yang mencoba make’ narkoba, biyuh-biyuh…. Padahal sudah jelas kan bahwa narkoba itu banyak mudlorotnya. Mulai dari kesehatan, psikologi, dah yang paling penting, itu kan larangan agama, betul ngga’?. Malah menurut sebuah penelitian, kebanyakan penyebab terbesar penyalahgunaan obat-obat terlarang yang dilakukan oleh para remaja ini ialah karena mereka coba-coba. Inilah sebagian dampak negatif masa pubertas remaja kalo’mereka tidak tahu menahu masalah agama.
Alhamdulillah, kita semua ada di pesantren yang setiap hari dikenalkan dengan ilmu agama. Sehingga kita mana yang haram dan mana yang halal, mana yang boleh ban mana yang ngga’. Memang hanya pesantrenlah yang akan dapat menyelamatkan generasi bangsa kita, dan menurut sejarah pesantrenlah yang ternyata menjadi lembaga pendidikan tertua di dunia. Kalo’ di bandingkan, memang tak ada lembaga pendidikan yang sampai detik ini bisa menandingi pesantren. Ada beberapa keunggulan pesantren yang tidak di miliki oleh lembaga penididikan lain, yaitu :
01. Di pesantren selalu ada yang mendoakan kita. Ini jelas berbeda dengan di luar sana, jangan mendoakan kita, mereka (para tenaga pengajar, red) mendoakan diri mereka sendiri aja jarang, ngga’ pernah malah.
02. Selalu ada yang bisa kita jadikan suri tauladan, entah itu para kiai, ustad, atau bahkan teman.
03. Selalu ada yang mau mengingatkan kita tat kala kita salah, entah itu dewan keamanan, teman ataupun yang lainnya.
So, bersyukurlah ada di pesantren……….